MAKALAH
MODEL – MODEL
BELAJAR DAN
RUMPUN MENGAJAR
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD
Tutor:
Drs. Ali Akhmadi, M. Pd
Disusun
oleh:
1. Angga Wijaya (822345109)
2. Eva Zumroh Rosiana (822345155)
3. Hana Purwati (822345083)
4. Nikmatus Sa’adah (822460755)
Program
Studi PGSD
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Terbuka Semarang
2012
Motto
-
Tiada Hari Tanpa
Belajar.
-
Disiplin dalam
bertugas, dewasa dalam bertindak, dan dinamis dalam kegiatan
-
Kebaikan tidak
bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan.
-
Pendidikan
merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
-
Ketergesaan
dalam setiap usaha membawa kegagalan.
-
Jangan hina
pribadi anda dengan kepalsuan karena dialah mutiara diri anda yang tak ternilai.
-
Hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
-
Jangan tunda
sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
Persambahan:
Ø Bpak Ali Akhmadi, M. Pd selaku tutor mata kuliah
Ø Ayahanda dan ibunda tercinta
Ø Teman – teman tersayang
Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini di susun guna
memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran di SD.
Makalah ini di susun dan di buat
berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi bertujuan agar dapat
menambah pemhetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang Strategi Pembelajaran
di SD. Serta pembaca juga dapat memahami bagaimana pembelajaran siswa di SD. Mudah
– mudahan dengan mempelajari makalah ini, pembaca akan mampu menghadapi masalah
– masalah atau kesulitan - kesulitan yang timbul dalam pembelajaran di
SD.
Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari bentuk maupun penyusunan materinya. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah –
makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan kita semua.
Tim Penyusun,
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan
di dunia. Citra guru berkembang dan berbubah sesuai dengan perkembangan dan
perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu
sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan
mengembangkan pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir
konsep, persepsi dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser. Sebagai
guru yang baik kita harus dapat merencanakan berbagai program pembelajaran agar
setiap siswa didik kita dapat memahami pelajaran yang mereka terima. Di-era
globalisasi ini dunia bersaing pesat dalam pendidikan. Berbagai macam model-
model belajarpun muncul. Agar kita sebagai tenaga pendidik juga tidak
tertinggal jauh oleh Negara- Negara lain kita pun juga harus mampu menguasai
berbagai macam model pembelajaran di SD.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan
tentang hakikat belajar!
2. Sebutkan
dan jelaskan macam- macam model belajar!
3. Sebutkan
dan jelaskan rumpun model mengajar!
C. TUJUAN
1. Menjelaskan
tentang hakikat belajar.
2. Menyebutkan
serta menjelaskan model- model belajar.
3. Menyebutkan
dan menjelaskan rumpun model mengajar.
BAB
II
MODEL-
MODEL BELAJAR DAN
RUMPUN
MODEL MENGAJAR
A. Hakikat Belajar
Belajar dapat
dikatakan sebagai proses, artinya dalam akan terjadi proses melihat, membuat,
mengamati, menyelesaikan masalah, menyimak dan latihan.
B. Model- model Belajar
1. Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif
adalah suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau
lebih bekerja sama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Ada 2 unsur yang terpenting dalam belajar kolaboratif, yaitu:
a. Ada
tujuan yang sama.
b. Ketergantingan
yang positif.
Manfaat belajar kolaboratif adalah:
a. Meningkatkan
pengetahuan anggota kelompok
b. Belajar
bersama memecahkan masalah
c. Memupuk
rasa kebersamaan antar siswa
d. Meningkatkan
kebersamaan idea tau pendapat
e. Memupuk
rasa tanggung jawab individu dalam mencapai tujuan bersama
2. Belajar Kuantum
Model belajar
ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu
“kebosanan”. Belajar kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan Susana
yang menyenangkan karena guru mengubah
(mengorkestrasi) segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sehingga siswa
bergairah belajar.
a. Beberapa
teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positis adalah sebagi berikut:
1) Mendudukkan
siswa secara nyaman
2) Memasang
musik latar dalam kelas
3) Meningkatkan
partisipasi individu
4) Menggunakan
poster untuk memberikan kesan – kesan besar sambil menunjukkan informasi
5) Menyediakan
guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti
Pembelajaran
kuantum mengedepankan unsur- unsur kebebasan, santai, menakjubkan, menyenangkan
dan menggairahkan.
b. Prinsip
– pronsip utama pembelajaran kuantum
1) Segalanya
berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari
kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran semuanya mengirim pesan
tentang belajar.
2) Segalanya
bertujuan, semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan, yaitu para
siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c. Manfaat
belajar kuantum
1) Susana
kelas menyenangkan sehingga siswa nergairah belajar.
2) Siswa
dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai pendorong
belajar.
3) Siswa
belajar sesuai dengan gaya belajar masing- masing.
4) Apapun
yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
3. Belajar Kooperatif
a. Hakikat
belajar kooperatif
Kooperatif berarti bekerja bersama untuk menyelesaikan
sutau tujuan. Dalam kegiatan kooperatif, seseorang mencari hasil yang
menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota
kelompok. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok
kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajranya
sendiri dan juga anggota yang lain.
b. Prinsip
– prinsip belajara kooperatif
a. Kesamaan
tujuan
b. Ketergantungan
positif
c. Perbedaan
belajar kooperatif dengan belajar kelompok
1) Belajar
kooperatif yaitu memiliki beragam model dan teknik , memiliki struktur, jumlah
dan teknik tertentu, mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan serta
dalam penyelesaian tugas tertentu, dan belajar kooperatif menggalang potensi
sosialisasi di antara anggotanya.
2) Belajar
kelompok yaitu hanya memiliki satu model yaitu beberapa siswa tergabung dalam
satu kelompok, memiliki satu cara yaitu menyelesaikan tugas tertentu bersama –
sama.
d. Manfaat
belajar kooperatif
1) Meningkatkan
hasil belajar pebelajar.
2) Meningkatkan
hubungan antar kelompok.
3) Meningkatkan
rasa percaya diri dan motivasi belajar.
4) Menumbuhkan
realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar.
5) Memadukan
dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
6) Meningkatkan
perilaku dan kehadiran kelas.
e. Keterbatasan
pembelajaran kooperatif
1) Memerlukan
waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
2) Memerlukan
latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
3) Memerlukan
format penilaian belajar yang berbeda.
4. Belajar Tematik
a. Hakikat
belajar tematik
Belajar tematik
diefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang di rancang sekitar ide pokok
(tema), dan melibatkan beberapa bidang studi yang berkaitan dengan tema. Pappas
(1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam kegiatan-
kegiatan yang difokuskan pada suatu topik yang disukai pebelajar dan dipilih
untuk belajar.
b. Prinsip
belajar tematik
Belajar tematik
menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung,. Meinbach
(1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur, urutan
dan strategi yang di organiasasikan dengan baik. Kegiatan – kegiatan, bacaan
dan bahan – bahan digunakan untuk mengembangkan konsep tertentu.
c. Karakteristik
pembelajaran tematik
Pembelajaran
tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan
belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung (hands on
experiences).
Barbara Rohde dan Kostelnik, et. Al
(1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran :L
1) Memberikan
pengalaman langsung dengan objek- objek yang nyata bagi pebelajar untuk menilai
dan memanipulasinya.
2) Menciptakan
kegiatan dimana anak menggunakan semua pikirannya.
3) Membangun
kegiatan sekitar minat- minat umum pebelajar.
4) Membantu
pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan apa
yang telah mereka ketahui dan kerjakan, dll
d. Perlunya
pembelajaran tematik, khususnya di SD
1) Pada
dasarnya siswa di SD kelas awal memahami suatu konsep yang utuh.
2) Kenyataan
hidup sehari- hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
3) Guru
SD adalah guru kelas.
e. Manfaat
belajar tematik
Pembelajaran
tematik menghadapkan pebelajar pada arena realistik, mendorong pebelajar
memanfaatkan suatu konteks dan literature yang luas. Pembelajaran ini juga membantu
pebelajar melihat hubungan antara ide - ide dan konsep – konsep.
C. Rumpun Model Mengajar
1. Rumpun Model Social
Joice & Weil
(2000) menyatakan bahwa model – model social dirancang untuk manilai
keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai – nilai sosial,
kebiijakan publik dan memecahkan masalah. Apabila pebelajar bekerja sama yang
menimbulkan energi kolektif disebut sinergi.
Kegiatan terpenting dalam
pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan hubungan kooperatif didalam
kelas.
a. Partner dalam belajar
Prosedur belajar
kooperatif bertujuan membantu pebelajar belajar lintas studi dalam suatu
kurikulum, mengembangkan rasa percaya ditri, keterampilan sosial dan
solidaritas, serta tujuan belajar akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan
melalui inkuiri dari suatu disiplin akademik.
b. Investigasi kelompok
Envestigasi
kelompok ini menekan pada rencana pengaturan kelas umum atau konvesional. Pada
hakikatnya, ini dapat digunakan untuk semua bidang studi, dengan anak- anak
dari berbagai umur, bahkan sebagai model sosial untuk seluruh sekolah. Model
ini dirancang untuk membimbing mendefinisikan masalah, dan mengenali berbagai
pandangan tentang masalah tersebut.
c. Bermain peran
Secara khusus,
bermain peran membantu pebelajar mengumpulkan dan mengoraganisasikan informasi
tentang isu- isu sosial, mengembangkan empati terhadap orang lain dan berusaha
meningkatkan keterampilan sosial pebelajar.
d. Inkuiri yusirpudensi
Pebelajar
mempelajari kasus – kasus yang melibatkan masalah – masalah sosial salam suatu
wilayah yang dikaitkan dengan kebijakan publik. Pebelajar diajak
mengidentifikasi masalah – masalah kebijakan publik, juga disediakan pilihan
–pilihan untuk pemecahannya.
e. Kepribadian dan gaya belajar
Dalam model ini
dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa semua itu dapat
berkembang. Individu lebih kompleks maka lingkungan perlu disesuaikan dengan
pebelajar, agar dapat tumbuh secara konseptual.
f.
Inkuiri
social
Model ini
dirancang dengan maksud khusus yaitu mengajarkan informasi, konsep – konsep,
cara berpikir dan studi tentang nilai – nilai sosial dengan memberi tugas yang
menggabungkan aspek kognitif dan sosial.
2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi
Model ini
menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan
memperolah dan mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari
pemecahannya, serta mengembangkan konsep – konsep dan bahasa untuk
menyampaikannya.
a. Berpikir induktif
Model ini
memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan
diantara serangkaian data. Model ini dapat digunakan untuk berbagai jenis
kurikulum secara luas dan dengan pebelajar semua umur.
b. Pencapaian konsep
Model ini
memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik
- topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c. Inkuiri ilmiah
Pebelajar dibawa
ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek
hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
d. Latihan inkuiri
Model ini
memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan sebab akibat
dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
e. Mnemonic
Mnemonic
merupakan suatu strategi untuk mengingat dan menganalisis informasi. Guru dapat
menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.
f.
Sinektik
Model ini
dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan –
kegiatan, serta menambahkan pandangan – pandangan baru pada topic – topic dari
suatu bidang imlu yang luas.
g. Pengorganisasian Awal (advance Organizer)
Dirancang untuk
memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami materi melaui kuliah,
membaca dan media yang lain.
h. Penyesuaian dengan pebelajar
Model ini
dikembangkan dengan asumsi bahwa akan meningkatkan belajar dengan strategi
intelektual yang lebih kompleks akan meningkatkan kemampuan mencapai informasi
dan konsep.
3. Rumpun Model Personal
Model belajar
personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang berusaha
memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami diri sendiri, dan belajar
mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitive, dan lebih
kreatif dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
a. Pengajaran non direktif
Dikembangkan
dari teori konseling, model ini menekankan kerja sama antara pebelajar dengan
guru. Guru nondirektif secara aktif membangun kerja sama dengan menyediakan
bantuan yang diperlukann oleh pebelajar untuk mencari jalan keluar dari
permaslahan yang dihadapai.
b. Peningkatan harga diri
Guru menggali
prinsip – prinsip yang dapat membimbing kegiatan – kegiatan kerja sama dengan
pebelajaran untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pibadi si pebelajar
sebaik mungkin.
4. Rumpun Model Sistem Perilaku
Dasar teoritik
ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi perilaku
dan cybernetic. Manusia memiliki sistem komunikasi koreksi diri yang
memodifiksi perilaku dalam merespons informasi tentang seberapa jauh
keberhasilan tugas – tugas yang dikehendaki.
a. Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Aplikasi teori sistem
perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar tunas (mastery
learning). Pertama, matei yang dipelajari dipecah menjadi unit – unit dari
yang sederhana sampai ke kompleks, materi yang disajikan dikerjakan secara
individual. Pebelajar mengerjakan bagian demi bagian dengan cara maju
berkelanjutan setelah satu unit selesai dipelajari, pebelajar diberi tes untuk
mengetahui keberhasilan belajar. Jika tidak dapat menyelesaikan unit tersebut,
pebelajar dapat mengulanginya atau mempelajari unit yang setar sampai
keberhasilannya tercapai.
b. Pembelajaran langsung
Pernyataan
tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa, serangkaian kegiatan
yang jelas berkaitan dengan tujuan monitoring yang cermat kemajuan – kemajuan
belajar, balikan tentang dengan serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan
belajar.
c. Belajar melaui simulasi alatihan dan latihan mandiri
Pendekatan yang
pertama, menggabungkan informasi tentang keterampilan dengan demontrasi,
praktik, balikan dan latihan sampai suatu ketrampilan dicapai. Kedua, simulasi
dibentuk dari deskripsi situasi riil kehidupan lingkungan yang lebih kecil
diciptakan untuk situasi pembelajaran.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahwa dlam
belajar ada 4 model- model belajar yang dapat membantu dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran yaitu, belajar kolaboratif, belajar kuantum, belajar
kooperatif dan belajar tematik.
Rumpun mode mengajar ada 4, yaitu:
1. Rumpun
model social
a. Partner
dalam belajar
b. Investigasi
kelompok
c. Bermain
peran
d. Inkuiri
yurisprudensi
e. Kepribadian
dan gaya belajar
f. Inkuiri
sosial
2. Rumpun
model pemrosesan sosial
a. Berpikir
induktif
b. Pencapaian
konsep
c. Inkuiri
ilmiah
d. Latihan
inkuiri
e. Mnemonic
f. Sinektik
g. Pengorganisasi
awal (advance aorganizer)
h. Penyesuaian
dengan pebelajar
3. Rumpun
model personal
a. Pengajaran
nondirektif
b. Peningkatan
harga diri
4. Rumpun
model sistem perilaku
a. Belajar
tuntas dan pembelajaran terprogram
b. Pembelajaran
langsung
c. Belajar
melalui simulasi : Latihan dan latihan mandiri
Daftar
Pustaka
Anitah, Sri. W, dkk. 2011. Strategi
Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.