Jumat, 11 Mei 2012

Makalah Model belajar


MAKALAH
MODEL – MODEL BELAJAR DAN
RUMPUN MENGAJAR
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran di SD
Tutor: Drs. Ali Akhmadi, M. Pd


Disusun oleh:
1.   Angga Wijaya               (822345109)
2.   Eva Zumroh Rosiana  (822345155)
3.   Hana Purwati                (822345083)
4.   Nikmatus Sa’adah        (822460755)


Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka Semarang
2012
Motto

-          Tiada Hari Tanpa Belajar.
-          Disiplin dalam bertugas, dewasa dalam bertindak, dan dinamis dalam kegiatan
-          Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan.
-          Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
-          Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan.
-          Jangan hina pribadi anda dengan kepalsuan karena dialah mutiara diri anda yang tak ternilai.
-          Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
-          Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.


Persambahan:
Ø  Bpak Ali Akhmadi, M. Pd selaku tutor mata kuliah
Ø  Ayahanda dan ibunda tercinta
Ø  Teman – teman tersayang











Kata Pengantar

            Puji syukur kami panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran di SD.
Makalah ini di susun dan di buat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pemhetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang Strategi Pembelajaran di SD. Serta pembaca juga dapat memahami bagaimana pembelajaran siswa di SD. Mudah – mudahan dengan mempelajari makalah ini, pembaca akan mampu menghadapi masalah – masalah atau kesulitan  -  kesulitan yang timbul dalam pembelajaran di SD.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk maupun penyusunan materinya. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah – makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan kita semua.

Tim Penyusun,











BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan berbubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Tetapi, beberapa dasawarsa terakhir konsep, persepsi dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser. Sebagai guru yang baik kita harus dapat merencanakan berbagai program pembelajaran agar setiap siswa didik kita dapat memahami pelajaran yang mereka terima. Di-era globalisasi ini dunia bersaing pesat dalam pendidikan. Berbagai macam model- model belajarpun muncul. Agar kita sebagai tenaga pendidik juga tidak tertinggal jauh oleh Negara- Negara lain kita pun juga harus mampu menguasai berbagai macam model pembelajaran di SD.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan tentang hakikat belajar!
2.      Sebutkan dan jelaskan macam- macam model belajar!
3.      Sebutkan dan jelaskan rumpun model mengajar!

C.  TUJUAN
1.      Menjelaskan tentang hakikat belajar.
2.      Menyebutkan serta menjelaskan model- model belajar.
3.      Menyebutkan dan menjelaskan rumpun model mengajar.










BAB II
MODEL- MODEL BELAJAR DAN
RUMPUN MODEL MENGAJAR
A.  Hakikat Belajar
Belajar dapat dikatakan sebagai proses, artinya dalam akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah, menyimak dan latihan.
B.  Model- model Belajar
1.      Belajar Kolaboratif
Belajar kolaboratif adalah suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja sama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Ada 2 unsur yang terpenting dalam belajar kolaboratif, yaitu:
a.       Ada tujuan yang sama.
b.      Ketergantingan yang positif.
Manfaat belajar kolaboratif adalah:
a.       Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok
b.      Belajar bersama memecahkan masalah
c.       Memupuk rasa kebersamaan antar siswa
d.      Meningkatkan kebersamaan idea tau pendapat
e.       Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai tujuan bersama
2.      Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu “kebosanan”. Belajar kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan Susana yang menyenangkan  karena guru mengubah (mengorkestrasi) segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sehingga siswa bergairah belajar.
a.       Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positis adalah sebagi berikut:
1)      Mendudukkan siswa secara nyaman
2)      Memasang musik latar dalam kelas
3)      Meningkatkan partisipasi individu
4)      Menggunakan poster untuk memberikan kesan – kesan besar sambil menunjukkan informasi
5)      Menyediakan guru-guru yang terlatih dalam seni pembelajaran sugesti
Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur- unsur kebebasan, santai, menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan.
b.      Prinsip – pronsip utama pembelajaran kuantum
1)      Segalanya berbicara, segala sesuatu, lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2)      Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam pengubahan mempunyai tujuan, yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
c.       Manfaat belajar kuantum
1)      Susana kelas menyenangkan sehingga siswa nergairah belajar.
2)      Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai pendorong belajar.
3)      Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing- masing.
4)      Apapun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.
3.      Belajar Kooperatif
a.       Hakikat belajar kooperatif
Kooperatif  berarti bekerja bersama untuk menyelesaikan sutau tujuan. Dalam kegiatan kooperatif, seseorang mencari hasil yang menguntungkan bagi dirinya dan menguntungkan pula bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja sama untuk memaksimalkan kegiatan belajranya sendiri dan juga anggota yang lain.
b.      Prinsip – prinsip belajara kooperatif
a.       Kesamaan tujuan
b.      Ketergantungan positif
c.       Perbedaan belajar kooperatif dengan belajar kelompok
1)      Belajar kooperatif yaitu memiliki beragam model dan teknik , memiliki struktur, jumlah dan teknik tertentu, mengaktifkan semua anggota kelompok untuk berperan serta dalam penyelesaian tugas tertentu, dan belajar kooperatif menggalang potensi sosialisasi di antara anggotanya.
2)      Belajar kelompok yaitu hanya memiliki satu model yaitu beberapa siswa tergabung dalam satu kelompok, memiliki satu cara yaitu menyelesaikan tugas tertentu bersama – sama.
d.      Manfaat belajar kooperatif
1)      Meningkatkan hasil belajar pebelajar.
2)      Meningkatkan hubungan antar kelompok.
3)      Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.
4)      Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar.
5)      Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
6)      Meningkatkan perilaku dan kehadiran kelas.
e.       Keterbatasan pembelajaran kooperatif
1)      Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
2)      Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.
3)      Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.
4.      Belajar Tematik
a.       Hakikat belajar tematik
Belajar tematik diefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang di rancang sekitar ide pokok (tema), dan melibatkan beberapa bidang studi yang berkaitan dengan tema. Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar dalam kegiatan- kegiatan yang difokuskan pada suatu topik yang disukai pebelajar dan dipilih untuk belajar.
b.      Prinsip belajar tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung,. Meinbach (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengombinasikan struktur, urutan dan strategi yang di organiasasikan dengan baik. Kegiatan – kegiatan, bacaan dan bahan – bahan digunakan untuk mengembangkan konsep tertentu.
c.       Karakteristik pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung (hands on experiences).
Barbara Rohde dan Kostelnik, et. Al (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran :L
1)      Memberikan pengalaman langsung dengan objek- objek yang nyata bagi pebelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
2)      Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pikirannya.
3)      Membangun kegiatan sekitar minat- minat umum pebelajar.
4)      Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan, dll
d.      Perlunya pembelajaran tematik, khususnya di SD
1)      Pada dasarnya siswa di SD kelas awal memahami suatu konsep yang utuh.
2)      Kenyataan hidup sehari- hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
3)      Guru SD adalah guru kelas.
e.       Manfaat belajar tematik
Pembelajaran tematik menghadapkan pebelajar pada arena realistik, mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dan literature yang luas. Pembelajaran ini juga membantu pebelajar melihat hubungan antara ide - ide dan konsep – konsep.

C.  Rumpun Model Mengajar
1.      Rumpun Model Social
Joice & Weil (2000) menyatakan bahwa model – model social dirancang untuk manilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai – nilai sosial, kebiijakan publik dan memecahkan masalah. Apabila pebelajar bekerja sama yang menimbulkan energi kolektif disebut sinergi.
Kegiatan terpenting dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan hubungan kooperatif didalam kelas.
a.      Partner dalam belajar
Prosedur belajar kooperatif bertujuan membantu pebelajar belajar lintas studi dalam suatu kurikulum, mengembangkan rasa percaya ditri, keterampilan sosial dan solidaritas, serta tujuan belajar akademik untuk memperoleh informasi dan keterampilan melalui inkuiri dari suatu disiplin akademik.
b.      Investigasi kelompok
Envestigasi kelompok ini menekan pada rencana pengaturan kelas umum atau konvesional. Pada hakikatnya, ini dapat digunakan untuk semua bidang studi, dengan anak- anak dari berbagai umur, bahkan sebagai model sosial untuk seluruh sekolah. Model ini dirancang untuk membimbing mendefinisikan masalah, dan mengenali berbagai pandangan tentang masalah tersebut.
c.       Bermain peran
Secara khusus, bermain peran membantu pebelajar mengumpulkan dan mengoraganisasikan informasi tentang isu- isu sosial, mengembangkan empati terhadap orang lain dan berusaha meningkatkan keterampilan sosial pebelajar.
d.      Inkuiri yusirpudensi
Pebelajar mempelajari kasus – kasus yang melibatkan masalah – masalah sosial salam suatu wilayah yang dikaitkan dengan kebijakan publik. Pebelajar diajak mengidentifikasi masalah – masalah kebijakan publik, juga disediakan pilihan –pilihan untuk pemecahannya.
e.       Kepribadian dan gaya belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa semua itu dapat berkembang. Individu lebih kompleks maka lingkungan perlu disesuaikan dengan pebelajar, agar dapat tumbuh secara konseptual.
f.        Inkuiri social
Model ini dirancang dengan maksud khusus yaitu mengajarkan informasi, konsep – konsep, cara berpikir dan studi tentang nilai – nilai sosial dengan memberi tugas yang menggabungkan aspek kognitif dan sosial.
2.      Rumpun Model Pemrosesan Informasi
Model ini menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperolah dan mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep – konsep dan bahasa untuk menyampaikannya.
a.      Berpikir induktif
Model ini memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data. Model ini dapat digunakan untuk berbagai jenis kurikulum secara luas dan dengan pebelajar semua umur.
b.      Pencapaian konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik - topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c.       Inkuiri ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
d.      Latihan inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
e.       Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan menganalisis informasi. Guru dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.
f.        Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan – kegiatan, serta menambahkan pandangan – pandangan baru pada topic – topic dari suatu bidang imlu yang luas.
g.      Pengorganisasian Awal (advance Organizer)
Dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami materi melaui kuliah, membaca dan media yang lain.
h.      Penyesuaian dengan pebelajar
Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa akan meningkatkan belajar dengan strategi intelektual yang lebih kompleks akan meningkatkan kemampuan mencapai informasi dan konsep.
3.      Rumpun Model Personal
Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami diri sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitive, dan lebih kreatif dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
a.      Pengajaran non direktif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerja sama antara pebelajar dengan guru. Guru nondirektif secara aktif membangun kerja sama dengan menyediakan bantuan yang diperlukann oleh pebelajar untuk mencari jalan keluar dari permaslahan yang dihadapai.
b.      Peningkatan harga diri
Guru menggali prinsip – prinsip yang dapat membimbing kegiatan – kegiatan kerja sama dengan pebelajaran untuk meyakinkan dan memberikan gambaran tentang pibadi si pebelajar sebaik mungkin.
4.      Rumpun Model Sistem Perilaku
Dasar teoritik ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi perilaku dan cybernetic. Manusia memiliki sistem komunikasi koreksi diri yang memodifiksi perilaku dalam merespons informasi tentang seberapa jauh keberhasilan tugas – tugas yang dikehendaki.
a.      Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut belajar tunas (mastery learning). Pertama, matei yang dipelajari dipecah menjadi unit – unit dari yang sederhana sampai ke kompleks, materi yang disajikan dikerjakan secara individual. Pebelajar mengerjakan bagian demi bagian dengan cara maju berkelanjutan setelah satu unit selesai dipelajari, pebelajar diberi tes untuk mengetahui keberhasilan belajar. Jika tidak dapat menyelesaikan unit tersebut, pebelajar dapat mengulanginya atau mempelajari unit yang setar sampai keberhasilannya tercapai.
b.      Pembelajaran langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa, serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan monitoring yang cermat kemajuan – kemajuan belajar, balikan tentang dengan serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan belajar.
c.       Belajar melaui simulasi alatihan dan latihan mandiri
Pendekatan yang pertama, menggabungkan informasi tentang keterampilan dengan demontrasi, praktik, balikan dan latihan sampai suatu ketrampilan dicapai. Kedua, simulasi dibentuk dari deskripsi situasi riil kehidupan lingkungan yang lebih kecil diciptakan untuk situasi pembelajaran.



BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Bahwa dlam belajar ada 4 model- model belajar yang dapat membantu dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yaitu, belajar kolaboratif, belajar kuantum, belajar kooperatif dan belajar tematik.
Rumpun mode mengajar ada 4, yaitu:
1.      Rumpun model social
a.       Partner dalam belajar
b.      Investigasi kelompok
c.       Bermain peran
d.      Inkuiri yurisprudensi
e.       Kepribadian dan gaya belajar
f.       Inkuiri sosial
2.      Rumpun model pemrosesan sosial
a.       Berpikir induktif
b.      Pencapaian konsep
c.       Inkuiri ilmiah
d.      Latihan inkuiri
e.       Mnemonic
f.       Sinektik
g.      Pengorganisasi awal (advance aorganizer)
h.      Penyesuaian dengan pebelajar
3.      Rumpun model personal
a.       Pengajaran nondirektif
b.      Peningkatan harga diri
4.      Rumpun model sistem perilaku
a.       Belajar tuntas dan pembelajaran terprogram
b.      Pembelajaran langsung
c.       Belajar melalui simulasi : Latihan dan latihan mandiri


























Daftar Pustaka
Anitah, Sri. W, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.